Surat Untuk Nina.
Hay Nina ? apa kabar ? semoga kabarmu baik-baik saja ya Nin.
Aku disini kangen loh sama kamu. Kamu kangen nggak sama aku ? nggak ? yaudah. Aku
masih punya mbak es cendol yang kangen sama aku.
Udah berapa lama ya nin kita nggak ketemu ? Aku bahagia
banget. Iya nin bahagia banget. Sewaktu kita sd kamu pernah bilang kamu mau
jadi atlit pencak silat. Dan sekarang cita-citamu sudah terwujud.
Nin kamu inget nggak. Di sore hari kita pulang bareng dari latihan pencak silat. Kita jalan kaki bareng dari tempat latihan hingga rumah kita masing-masing sebagai tujuan.
Aku inget banget loh. Apalagi, sewaktu latihan ke dua puluh satu. Kita lagi pulang bareng.
Pas di pasar ada yang mau jahat sama kita. Aku sok-sokan yang jadi pahlawan dengan berdiri di depan kamu sambil megang tangan. Aku kena tonjok dua kali. Aku nggak bisa melawan. Karena aku lupa kalo aku masih pegang tangan kamu.
Eh nggak tahunya malah kamu yang melawan preman-preman pasar
itu. Huuuh, aku malu. Sebagai laki-laki gagah aku gagal nin. Aku gagal.
Sudahlah ya nin. Aku nggak mau panjang lebar lagi. Nih aku
punya surat buat mu.
Salam Rinso. Rindu dan somay.
Dear nina.
Nin, udah hampir
delapan tahun kita tidak berjumpa. Apa kabar dengan dirimu yang disana ? aku
harap kamu baik-baik saja.
Nina, aku rindu rin. Rindu
setengah mateng nin sama kamu.
Aku rindu disaat kita
menghabiskan waktu bersama selama perjalanan pulang. Aku ingin kamu disini
sekarang. Disamping ku, memeluk tubuhku yang sudah tua dan tidak berdaya.
Anakku banyak. Eh maaf nin. Maksudku anak kita. Anak kita banyak. Tapi mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Mereka sibuk mengurusi karir mereka dan juga cucu-cucu kita.
Nin. Andai saja kau masih berada disini. Di rumah yang kita bangun bersama. Di rumah yang kau sebut istana. Kita masih bisa berbagi nafas bersama. Kau bawa setengah nafas ku. Dan kau berikan setengah nafasmu untukku. Duh nin, andai saja kanker yang kau derita bisa di oper tangan. Aku rela nin berbagi sakit bersama.
Nin, aku boleh minta tolong nggak sama kamu ? di surga sana. Kamu haruskangen ya sama aku. Disurga sana nggak ada malaikat yang suka sama kamu kan ? tunggu aku ya nin. Sepertinya aku sebentar lagi akan menyusulmu. Sekarang-sekarang, dadaku sering terasa sesak.
Nin, sepertinya surat ini ku sudahi saja dulu. Aku tak kuat menahan butiran-butiran air yang dari tadi terus mengalir dari mataku. Aku sayang kamu nin. Kamu cinta pertama dan terakhir ku. Sayang ku padamu tidak akan pernah habis meski dilekang waktu.
Salam rinso lagi.
Rindu dan Sosis
Surat dari kakek untuk nenek yang terlebih dahulu pergi ke surga.
Surat dari kakek untuk nenek yang terlebih dahulu pergi ke surga.
Ah sweet amat ini.
BalasHapusaku Nina, tapi bukan pesilat. :')
Widiiih, beneran kaya gitu ka bunyi suratnya? :P
BalasHapus