Sudah kesekian kali kita bertemu. Di tempat yang sama. Waktu yang sama.
Dan juga mungkin tatapan mu yang masih sama. Tatapan yang selalu saja mengira,
bahwa aku ini RCS a.k.a Rombongan Copet Senen.
Petama kali kita bertemu kau menggunakan cardigan berwana merah
menyala. Seragam putih abu-abu. Bando berwarna hitam tua. Dan juga tidak lupa
dengan sepatu kuda.
Aku ingat, sangat ingat malah. Ketika
pertama kali kau sapa aku. Kau tanya namaku.
Aku hanya terdiam dan terpaku. Kakiku tiba-tiba membeku. Apakah aku sedang bertemu degan gadis “kangguru merah jambu ?”
Aku hanya terdiam dan terpaku. Kakiku tiba-tiba membeku. Apakah aku sedang bertemu degan gadis “kangguru merah jambu ?”
Kau pergi meninggalkanku, Ketika
aku mau menjawab pertanyaanmu. Kenapa kau pergi. Kenapa kau lebih memilih
angkutan umum dari pada berbincang-bincang dengan pangeran somalia yang
terbuang dan terasingkan.
Aku punya Istana. Namun masih berebentuk kerangka.
Mau kah engkau berjumpa dengan ku ? meski hanya lewat rangkaian kata ?
Hey gadis. Ingin sekali ku mendatangi mu. Ku tanya siapa namamu. Dimana rumah
mu ? dan berapa ukuran beha milikmu. Sungguh indah jika ku dapat mengetahui
semua itu.
Dalam rindu aku menunggu. Dalam kasih aku melihatmu. Kamu masih seperti
yang dahulu. Wajahmu lucu. Parasmu membuat ku tidak bisa tidur seminggu. Ingin sekali
rasanya kupacari tante mu.
Wahai gadis halte. Kau harus
bertanggung jawab atas apa yang engkau telah perbuat. Jakarta kebanjiran,
hatiku pun kebanjiran rindu. Meski engkau masih putih abu-abu. Tidak apalah, biarkan
aku menjadi pacarmu atau jadi security rumah mu.
Tadi pagi kita kembali bertemu. Aku sedang pusing dengan permasalahan
hidup ku. Aku berimajnasi kalau aku adalah teletubies warna biru. Kau menghampiri ku,
menanyai ku. Kenapa Tuhan menciptakan makhluk yang gantengnya kelewatan seperti
ku.
Dan lagi, baru saja ku ingin menjawab pertanyaan mu. Kau kembali pergi
meninggalkan ku. Kau berlari mengejar angkot tujuan mu. Tuk tik tak tik tuk tik
tak tik tuk bunyi sepatu kudamu. Aku hanya bisa melihatmu dari jauh. Dari jauh, kulihat
senyum mu yang terlempar pada ku.
Gadis halte ku, aku percaya kalau suatu saat nanti kita akan kembali
bertemu. Tidak akan ku sia-siakan kesempatan itu. Akan kutanyakan berapa ukuran
beha mu. Percayalah padaku. Aku akan membuatmu merasakan indahnya dirindukan.
Sekian surat dari pangeran somalia dan teletubies warna biru.
Regards.
Regards.
Achmad. R.
Nurbiansyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar